TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Enggan Pergi {2}



Enggan Pergi {2}

0 "Kau harus bertanya hal itu kepadamu Bibi, aku yakin Bibi akan tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi sekarang. Aku tidak tahu semuanya, karena aku tadinya menguping tapi Dewa Li rupanya tahu kalau aku menguping. Jadinya ya aku memilih untuk pergi," kata Yang Si Qi kemudian.     
0

Liu Anqier tampak kebingungan, kemudian dia menarik tangan Yang Si Qi untuk dia ajak masuk kembali ke dalam pondok. Dia benar-benar tidak tahu dan merasa penasaran karena apa yang dia inginkan tidak mendapatkan jawaban dari Yang Si Qi.     

Setelah itu, Liu Anqier memandang ibunya yang tampak membawa nampan yang berisikan makanan. Untuk kemudian mata ibunya memandang Liu Anqier dengan mimik wajah yang sangat tegang. Entah apa yang dilakukan, entah apa yang akan dia katakan. Setelah dia bertemu dengan Li Qian Long, dia menjadi dilema. Dia bahkan tidak bisa tidur karena hal itu.     

"Ibu...," kata Liu Anqier. Sebuah panggilan yang memiliki banyak makna. Makna yang membuat detak jantung Liu Ding Han agaknya nyaris berhenti berdetak. "Ibu, kau pasti tahu tentang apa yang terjadi. Kau pasti tahu apa yang ada yang ada di dalam hatiku. Sebenarnya apa yang terjadi, Ibu? Bagaimana bisa Dewa Li sampai menemuimu?" tanya Liu Anqier.     

Mendengar pertanyaan itu, Liu Ding Han langsung diam. Makanan yang ada di atas nampan langsung jatuh begitu saja dari tangannya. Air matanya menetes begitu saja, kemudian dia terduduk dengan sempurna. Liu Ding Han menangis tersedu dengan memandang wajah putrinya.     

"Anqier... Liu Anqier adalah putriku," kata Liu Ding Han dengan mimik wajah pucat pasinya. Dia mengusap air matanya dengan kasar, kemudian dia kembali memandang Liu Anqier. Dengan mimik wajah cemasnya itu, Liu Anqier duduk di depan ibunya. Membuta Liu Ding Han langsung memeluk putrinya dengan punggung yang bergetar. "Dewa Li datang kepada Ibu beberapa waktu yang lalu, dia menceritakan banyak hal. Tentang kamu, tentang takdirmu, tentang kekuatanmu, dan tentang langit. Tentang semua hal yang membuat Ibu menyadari jika dari lahir kau memang berbeda dari anak pada umumnya. Kamu memiliki banyak keistimewaan, kamu memiliki banyak cinta dan banyak keajaiban. Kamu--"     

"Bu, sebenarnya Ibu mau bicara apa?" tanya Liu Anqier pada akhirnya.     

Liu Ding Han pun kini menangis tersedu karena pertanyaan dari Liu Anqier itu.     

"Dewa Li berkata untuk kita tetap tinggal di sini. Karena takdirmu akan segera datang, hanya kau yang akan bisa melepas belenggu jahat yang menyelimuti hati jodohmu itu. Agar dia terlepas dari belenggu itu, sehingga tubuh dan jiwanya kembali murni, dan dia dapat menunaikan tugasnya lagi dalam mengatur keamanan alam raya. Entah siapa, Dewa Li tidak mengatakan hal itu secara rinci kepada Ibu. Dia hanya mengatakan jika sosok yang menjadi takdirmu telah mengalami sebuah kutukan dari ayahnya. Dia sebenarnya adalah sosok paling suci, sosok paling tinggi di alam raya, namun dia dikutuk karena sebuah kesalahan yang sebenarnya bukanlah kesalahannya. Wanita yang sangat dia cintai dibunuh dengan cara yang sangat menyakitkan, sehingga dia murka dan membunuh sosok yang dia pikir telah membunuh wanitanya. Dan karena ayahnya kesal dia dikutuk menjadi sosok paling mengerikan di alam raya ini. Sebuah hal yang sangat tak masuk akal sama sekali yang bahkan sangat mengerikan. Dan Ibu sama sekali tidak paham akan satu hal, lalu Ibu menebak, apakah yang menjadi takdirmu adalah Chen Tao? Sebab apa yang disebutkan oleh Dewa Li benar-benar mirip sekali dengan Chen Tao."     

"Ibu--"     

"Kau tentu tahu kalau Chen Tao bukanlah manusia. Aura yang ada di dalam tubuhnya adalah aura hitam pekat dan cenderung menakutkan. Ibu mengira jika itu dia, sebab ciri-ciri dari apa yang dikatakan oleh mendiang ayahmu ada pada dirinya."     

"Maksud Ibu?" tanya Liu Anqier semakin tak mengerti. Apakah ini sama saja seperti apa yang dimaksud oleh Chen Liao Xuan? Yang dirinya selalu berkata jika dia dan Chen Liao Xuan memiliki hubungan di kehidupan terdahulu, dan entah apa yang terjadi membuat Chen Liao Xuan begitu ketakutan kehilangannya lagi. Ya, kata lagi membuat Liu Anqier agak ya bingung bukan main.     

"Mendiang ayahmu pernah berkata kepada Ibu, jika kau tidak akan pernah berjodoh dengan siapa pun dalam kehidupan mana pun selama kau tidak bertemu dengan laki-laki yang memiliki lambang naga yang ada di dada kanannya. Dan saat Chen Tao datang bersamamu pertama kali dulu, Ibu tidak sengaja melihat lambang naga itu saat dia mandi. Sehingga membuat Ibu berpikir jika benar Chen Tao adalah takdirmu, Anqier."     

"Namun bagaimana bisa, Bibi. Bagaimana bisa?" kata Yang Si Qi yang berhasil membuat Liu Ding Han kaget bukan main. "Setahuku dari buku milik mendiang Paman, sosok yang memiliki tanda lahir seekor naga keemasan yang akan bersinar jika disentuh oleh sosok-sosok tertentu itu hanyalah Putra Mahkota Kerajaan Langit. Tapi bagaimana bisa...," kata Yang Si Qi terhenti. Dia terbelalak kaget saat dia mengingat apa yang dikatakan oleh Li Qian Long. Empat Dewa tertinggi yang bisa melihat gubuk ini salah satunya adalah Putra Mahkota Kerajaan Langit, terlebih menurut penuturan dari bibinya, jodoh dari Liu Anqier adalah sosok tertinggi yang paling suci yang dikutuk oleh ayahnya menjadi sosok paling jahat yang ada di muka bumi ini. Apakah itu artinya jika Putra Mahkota tersebut dikutuk ayahnya menjadi Raja Iblis? Jika demikian bukankah itu berarti jika Raja Iblis yang sekarang bukanlah Raja Iblis yang sesungguhnya? Karena dia menjadi iblis dan menduduki tahta itu karena sebuah kutukan? Yang pada akhirnya nanti ketika kutukan itu telah dicabut maka Sang Raja Iblis akan menjadi seorang Putra Mahkota Kerajaan Langit langit? Ya, semuanya menjadi sangat terang sekarang, dan yang menjadi pertanyaan besar sekarang adalah... jika Chen Tao atau Chen Liao Xuan adalah Putra Mahkota Kerajaan Langit. Lantas siapa Liu Anqier? Yang Si Qi langsung memandang sahabatnya dengan mimik wajah terkejutnya itu. "Apakah itu berarti jika kau adalah seorang Dewi, Anqier?" tanya Yang Si Qi pada akhirnya.     

Mendengar pertanyaan itu, Liu Anqier menggelengkan kepalanya, kemudian dia tersenyum getir.     

"Jangan mengada-ada, Si Qi. Kau tahu kalah aku ini manusia, lantas di bagian mananya kau mengatakan jika aku adalah seorang Dewi. Lagi pula, aku benar-benar masih belum bisa percaya dengan ucapan kalian sebelum aku bertemu langsung dengan Dewa Li. Sebab bagaimanapun, Dewa Li tidak ada yang pernah mengetahui sosok ya. Bisa saja sosok itu hanyalah makhluk jahat yang sedang mengelabuhi kalian," bantah Liu Anqier. Ya dia benar-benar tidak percaya dengan semuanya sekarang, sebelum apa yang dikatakan oleh Ibu dan sahabatnya menjadi jelas dengan bukti sosok Li Qian Long.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.